LOKERSEMARANG.CO.ID – Pelatih Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri, dengan tulus meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas kegagalan timnya untuk melaju ke semifinal SEA Games 2025 di Thailand.
Pernyataan ini disampaikan setelah Garuda Muda tersingkir di fase grup, yang menandai kegagalan pertama Indonesia mencapai babak empat besar cabang sepak bola putra sejak 2009. “Saya minta maaf dan bertanggung jawab penuh atas hasil ini,” ungkap Indra Sjafri dalam konferensi pers setelah pertandingan, seperti yang dilansir dari berbagai sumber media nasional.
Kegagalan ini menjadi tamparan keras bagi sepak bola Indonesia, yang sebelumnya berhasil meraih medali emas pada SEA Games 2023 di Kamboja di bawah kepemimpinan yang sama. Di edisi 2025, Timnas U-22 tergabung dalam Grup C bersama Filipina dan Myanmar setelah adanya penyesuaian akibat mundurnya Kamboja.
Meskipun memulai dengan harapan yang tinggi, skuad Garuda Muda hanya mampu meraih satu kemenangan tipis atas Filipina (2-1) dan kalah dari Myanmar (0-1), sehingga mereka harus puas finis di posisi ketiga grup dengan total poin tiga. Hasil ini membuat mereka gagal lolos sebagai juara grup atau runner-up terbaik, sementara Myanmar melaju ke semifinal.
Indra Sjafri, pelatih berusia 61 tahun yang dikenal sebagai arsitek sukses dalam pembinaan usia muda, menegaskan bahwa ia tidak akan menghindar dari tanggung jawab. “Saya siap untuk dievaluasi oleh PSSI dan para pemangku kepentingan terkait. Ini adalah pelajaran berharga bagi kita semua,” ujarnya. Ia menjelaskan bahwa faktor utama kegagalan adalah kurangnya persiapan yang matang akibat jadwal yang padat dan cedera beberapa pemain kunci, seperti Marselino Ferdinan yang tidak bisa bermain sama sekali.
Namun, ia menolak isu tentang keretakan di ruang ganti, menegaskan bahwa tim tetap solid dan para pemain telah berjuang dengan maksimal. “Ruang ganti aman dan terkendali. Para pemain adalah aset masa depan sepak bola Indonesia,” tambahnya, seperti yang dikutip dari SuperBall.
Reaksi publik sangat bervariasi. Di media sosial, tagar #IndraSjafri dan #SEAGames2025 menjadi topik hangat, dengan sebagian penggemar mendukung evaluasi menyeluruh PSSI, sementara yang lain mengkritik strategi taktis yang diterapkan. Mantan Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, bahkan disebut-sebut harus bertanggung jawab atas kegagalan ini, meskipun ia menolak untuk memberikan komentar langsung. “Saya tidak mengerti tentang urusan Timnas sepak bola putra untuk SEA Games, jadi saya minta maaf,” tulisnya di akun pribadinya, yang memicu perdebatan lebih lanjut.
SEA Games 2025 sendiri menjadi ajang prestasi campur bagi Indonesia, dengan cabang-cabang lain seperti atletik dan renang berhasil meraih medali emas. Namun, kegagalan di sepak bola—yang merupakan olahraga paling populer—menjadi sorotan utama. PSSI diharapkan segera mengadakan rapat evaluasi, mungkin melibatkan pelatih senior seperti Shin Tae-yong untuk menciptakan sinergi dalam program usia muda. Indra Sjafri, yang pernah membawa pulang medali emas pada 2019 dan 2023, diharapkan dapat bangkit di turnamen mendatang seperti Piala AFF U-23 2026.
Kegagalan ini juga memicu diskusi mengenai reformasi dalam pembinaan. Para pakar sepak bola nasional menyarankan perlunya peningkatan infrastruktur, scouting untuk diaspora, dan kompetisi domestik yang lebih kompetitif. “Ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perbaikan,” kata seorang analis olahraga di YouTube. Bagi para penggemar, permintaan maaf dari Indra Sjafri menjadi simbol komitmen, tetapi tuntutan untuk hasil yang nyata semakin menguat.
Meskipun demikian, Indra Sjafri tetap optimis. “Kami akan belajar dari pengalaman ini. Terima kasih atas dukungan masyarakat. Garuda akan terbang lebih tinggi,” ujarnya. Kini, perhatian beralih ke pemulihan mental para pemain dan persiapan jangka panjang, agar impian meraih medali emas di SEA Games berikutnya tidak lagi sirna.